Breaking News

Pemprov Maluku Peringati Hari Lingkungan Hidup Sedunia 2021


Ambon, Cahayalensa.com - Pemerintah Provinsi (Pemprov) Maluku memperingati Hari Lingkungan Hidup sedunia di pelataran Islamic Center, Kota Ambon, Kamis (10/6/2021).

Tema nasional pada peringatan tahun ini yaitu "Restorasi Ekosistem".

Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI Siti Nurbaya dalam sambutannya yang dibacakan Sekretaris Daerah Maluku Kasrul Selang mengajak semua pihak untuk penyesuaian berpikir dan bertindak 3R (Reimagine – Recrate - Restore).

Menurutnya, waktu tidak bisa dikembalikan tetapi tindakan dan aktivitas positif dapat dilakukan.

"Inilah momen kita dimana kita tidak bisa mengembalikan waktu tapi kita bisa menanam pohon, menghijaukan alam dan lingkungan, mengubah pola konsumsi, membersihkan sungai dan pantai serta berbagai aktivitas positif lainnya dalam menjaga dan merawat lingkungan kita. Kita adlah generasi yang berdamai dengan alam," ungkapnya.

Dikatakan Menteri LH, ekosistem menurut konsep dasarnya merupakan interaksi erat dan saling mempengaruhi antara sistem ekologi dan sistem sosial guna membentuk ekosistem.

"Ekosistem didefinisikan sebagai dinamika yang kompleks atau suatu komunitas tanaman, hewan dan mikroorganisme serta lingkungan air hayati yang berinteraksi sebagai unit yang berfungsi," sambungnya.

Menteri LH menyampaikan, ekosistem merupakan suatu tatanan unsur lingkungan hidup yang merupakan suatu kesatuan utuh menyeluruh dan saling mempengaruhi dalam membentuk  keseimbangan, stabilitas dan produktivitas lingkungan hidup.

Pemerintah, lanjutnya, secara praktis telah melakukan restorasi ekosistem dalam kurun waktu 2015 – 2021 berupa pemulihan lahan atau dengan total area tidak kurang dari 4,69 juta Ha lahan dipulihkan.

Termasuk didalamnya gambut dan mangrove, yang bertujuan untuk meningkatkan produktivitas ekosistem hutan dan lahan yang terdegradasi.

"Restorasi ekosistem juga dilakukan melalui bentuk izin usaha pemanfaatan hasil hutan kayu restorasi ekosistem (IUPHHK- RE), salah satu bentuk pengelolaan hutan dan bekas tebangan atau logged over area (LOA)," lanjutnya.

Hal ini dimaksudkan untuk mengembalikan suatu ekosistem hutan terdegradasi setelah dikelola dengan TPTI (sistem tebang pilih dan tanam Indonesia) kepada kondisi yang semaksimal mungkin mendekati keadaan semula (sebelum dieksploitasi) dalam hal kondisi dan biodisertivikasi.

Lanjutnya, perubahan para digma pengelolaan hutan dari pengelolaan berorientasi penghasil kayu (Timber Management) kepada pengelolaan hutan berbasis ekosistem (menjadi Landscape Management).

"Saat ini tercatat sejumlah 16 unit manajemen restorasi ekosistem di hutan produksi dengan luas 622.861 Ha," rincinya.

Lebih lanjut Menteri LH, Pemerintah mendorong kegiatan kehutanan oleh masyarakat  dan termasuk dunia usaha yang tidak lagi bersifat bisnis secara tunggal komoditas seperti kayu, namun sudah harus berupa multi usaha dan didorong untuk berkonstribusi lebih besar dan luas berupa penguatan dan dukungan dalam mitigasi perubahan iklim yakni penurunan emisi gas rumah kaca (GRK).

"Tentu harus dikelola dengan baik dan benar, sehingga dapat memberikan added value bagi pengelolaan kehutanan di Indonesia, menerapkan kesempatan dan peluang dalam kegiatan dan perizinan multi usaha dengan intensif nilai ekonomi karbon" katanya.

Disampaikan pula, keberhasilan pengelolaan secara terintegrasi sangat membantu dan diperlukan dalam upaya memenuhi kewajiban negara-negara anggota guna turut menurunkan emisi cetaknya.

Sehingga suhu bumi tidak naik lebih dari 2 derajat Celcius dan sedapat dapatnya ditahan atau bahkan tidak naik lebih dari 1,5 derajat Celcius.

Kontribusi penurunan emisi GRK ini ditetapkan dalam NDC atau nationally determinal contribution.

Untuk itu, tegas Menteri LH kesadaran dan kepedulian bersama seluruh elemen masyarakat merupakan hal penting dalam restorasi dan ketahanan iklim.

"Peringatan hari Lingkungan Hidup 2021 menjadi momen penting bagi kita untuk terus mengunggah, menumbuhkan serta meningkatkan kesadaran dan kepedulian publik tentang ekosistem dan pengelolaannya secara optimal," tegasnya.

Menteri berharap, momentum hari lingkungan hidup sedunia ini dapat menambah semangat untuk senantiasa terus memperbaiki diri dalam berperilaku adil terhadap lingkungan .

Pada kesempatan itu juga, Sekretaris Daerah Maluku Kasrul Selang menyerahkan anakan tanaman mangrove kepada Lantamal IX Ambon dan restoran Sari Gurih sebanyak 50 anakan serta perwakilan  Sinode Gereja Protestan Maluku (GPM), Majelis Ulama Indonesia (MUI) Provinsi Maluku  dan Presidium Wanita Katolik RI DPD Maluku masing-masing 200 anakan.

Selain itu juga diberikan anakan tanaman rambutan Aceh kepada perwakilan masyarakat adat Negeri Soya dan komunitas pecinta alam (Kanal) masing masing 50 anakan.

Tidak ada komentar