Sebagai kader senior di PDI Perjuangan maka Wattimury pasti memahami jika kesalahannya akan disikapi dengan tegas oleh partai karena ini menyangkut harga diri dan marwa partai.

Disisi yang lain,  benar atau tidaknya manufer dari pihak-pihak tertentu untuk mengganjal Wattimury terkait politik Kota Ambon maupun pada pesta rakyat di tahun 2024, menurut Hukunala pasti Wattimury lebih mengetahui dengan baik.

Dirinya berharap, pencopotan Wattimury tidak lagi menjadi polemik berkepanjangan dan menjadi persoalan jika pencoptan itu ada kepentingan lain yang digulirkan DPP.

” Baiknya dipahami jika DPP tidak mungkin mengambil sikap jika tidak karena ada kesalahan yang dilakukan Wattimury yang tidak bisa lagi untuk ditolerir” ujarnya.

Diakuinya jika  masalah yang dialami Wattimury adalah persoalan pribadi. Namun harus diingat bahwa Wattimury terikat dengan jabatan yang diembannya.Sebagai kader maka Hukunala tidak bermaksud  menyalakan Wattimury bahkan dan tidak menuding siapa-siapa dalam persoalan ini.  Namun patut diketahui sebagai organisasi DPP PDI Perjuangan tidak dengan gampang memberikan sanksi kepada kadernya tanpa melalui tahapan dan proses yang panjang.

” Sebagai seorang kader partai maka Wattimury sangat memahami jika partai akan bertindak membela kadernya jika tindakannya  benar. Namun jika salah atau karena suatu kesalahan yang berulang maka sanksi tegas akan diberikan setelah melalui proses dan tahapan yang matang bukan dengan gampang” urainya.

Tagal itu, kata Hukunala,pada persoalan Wattimury DPP telah memanggil Wattimury dan meminta klarifikasi. Bahkan Wattimury diberi waktu satu minggu untuk melakukan klarifikasi kepada publik sebagai bentuk pertanggung jawaban pemberitaan. Namun sayangnya Wattimury tidak melakukan instruksi DPP hingga pencopotan dilakukan.

Apa yang dialami Wattimury akan juga dialami oleh kader yang lain jika melakukan kesalahan yang menciderai nama Partai. Sebab kehadiran Wattimury di lembaga yang terhormat membawa nama besar partai, tutup kader GMNI itu. (tm/cl)