Pertahankan Jati Diri Salah Satu Bentuk Revolusi Mental
![]() |
Vonny Litamahuputty Koordinator MMC |
Diskusi Publik ini dilaksanakan atas kerja sama MMC dengan Lembaga Studi Informasi Strategis Indonesia (LSISI) Jakarta.
Peserta diskusi berasal; dari Mahasiswa, OKP dan Jurnalis di kota Ambon. Diskusi publik kini dilaksanakn di hotel Amaris Rabu (22/10/2014).
Koordinator MMC Vonny Litamahuputty membuka dengan resmi diskusi publik tersebut. Dalam arahannya Litamahuputty katakan, diskusi publik ini harus memberikan masukan dan bisa memberikan terobosan baru bagi Indonesia di bawah kepemimpinan Presiden dan Wakil Presiden Joko Widodo dan Jusuf Kalla.
Diskusi ini juga akan menyerukan revolusi mental seperti apa, sehingga ada ide yang harus disumbangkan oleh Maluku kepada Indonesia dalam memenangkan kompetisi global.
Narasumber dalam diskusi publik ini DR. Izak Toni Matitaputty, Dosen Fakultas Ekonomi Unpatti dalam materinya mengatakan, dari sisi ekonomi daya saing Maluku berada pada urutan 356 dari seluruh kabupaten/kota di Indonesia.
Selain itu terjadi pengangguran cukup banyak di Maluku dan kota Ambon, karena lulusan dari beberapa Universitas di Maluku cukup banyak.
Dra. Olivia Latuconsina Ketua DPD Forum Pemberdayaan Perempuan Indonesia (FPPI) Provinsi Maluku dan staf pengajar pada IAIN Ambon dalam materinya mengatakan, orang Maluku tidak terlambat berlari dari teman-teman di Indonesia.
![]() |
Peserta Diskusi Publik |
Kita akan siap menghadapi era global dan percaturan Internasional untuk itu karakter dan cara berpikir kita harus dirubah, sesuai dengan perkembangan global.
Maluku pernah mengalami degradasi mental saat konflik sosial bahkan sampai pada titik nol, untuk itu saat ini kondisi tersebut harus dirubah.
Revolusi Mental hubungannya dengan Pancasila adalah sebagai orang Maluku kita harus merevolusi mental untuk bisa cerdas intelektual, emosional dan spiritual agar bisa menerima persaingan global.
Sebagai orang Maluku, kita tidak boleh memiliki mental plagiator, namun harus memiliki mental menciptakan dan berpikir jauh lebih kedepan dalam menghadapi persaingan global.
Victor Peilouw Ketua KNPI Maluku dalam materinya mengatakan, mental generasi muda Maluku harus dibangun.
Maluku juga mempunyai masalah untuk sama-sama membangun bangsa Indosesia, karena ada tantangan didepan kita yaitu globalisasi.
Yang harus dilakukan oleh pemuda di Maluku adalah mampu mendesign skenario pendidikan yang baik agar kita bisa mempunyai posisi tawar sama dengan daerah lain di Indonesia.
Kita lebih banyak memperlemah diri kita dari pada mempertahankan jati diri dan budaya lokal kita sendiri dan kita jangan terlena dengan janji-janji.
Sebagai pemuda kita mempunyai tanggung jawab untuk membangun Indonesia secara bersama-sama melalui intervensi pendidikan dan hal-hal lain yang penting.
Rudi Fofit wartawan senior dalam materinya mangatakan, mental revolusioner ada di Maluku dan itu harus dibangun terus untuk menjawab konsep revolusi mental yang digagas oleh Joko Widodo.
Revolusi mental di Maluku adalah pembangunan jiwa dan bukan APBD untuk pembangunan di daerah ini lebih banyak pada infrastruktur, bukan mengirimkan orang untuk mengikuti pendidikan diluar negeri.
Untuk itu wartawan di daerah ini harus memulai dengan revolusai mental melalui tulisan-tulisannya untuk membangun daerah ini, dan menolak semua sogokan dalam bentuk ampalop.(TM02)
Tidak ada komentar