Ini Penjelasan Keluarga Terkait Pengambilan Jenazah Covid Di RSUD Masohi
Masohi, CahayaLensa.com - Korinus Helniha (Almarhum) dinyatakan meninggal Positif Covid oleh pihak RSUD Masohi berdasarkan hasil Tes Cepat Molekuler (TCM) dan bukan hasil PCR namun sejak awal Almarhum masuk ke RSUD Masohi telah dilakukan Tes Antigen sebanyak dua kali dan hasilnya Negatif sehingga pihak keluarga merasa ada yang menganjal dan terjadi kejadian pengambilan jenazah itu.
Hal ini disampaikan oleh salah satu anak
Pasien (Almarhum) Yafet Helniha S,Th, M,Th melalui telpon selulernya, Sabtu
31/07/2021.
"Sebelum bapak dirujuk ke RSUD Masohi,
bapak terlebih dahulu menjalani perawatan di Puskesmas Layeni dan sesuai
prosedur bapak harus melakukan tes Antigen dan hasilnya Negatif, hasil tes
Antigen yang sama juga di terima saat bapak dirujuk ke RSUD Masohi," katanya.
"Namun setelah diambil darah oleh pihak
RSUD untuk melakukan Rapid oleh pihak RSUD, hasilnya Reaktif dan Pihak RSUD pun
meminta untuk bapak dipindahkan ke salah satu ruangan tempat pasien Reaktif.
Bapak Hanya Reaktif tapi bukan Positif Covid, itu dikarenakan Anti Bodi Bapak
lemah,” katanya lagi meniru perkataan Dokter.
Dijelaskan Yafet, pada saat bapak dirawat di
ruang IGD hingga meninggal, pihak keluarga yang datang menjenguk selayaknya
menjenguk pasien biasa “Makan ,tidur” (Seperti Piknik), dan perawat yang
melayani pasien juga tidak menggunakan APD, untuk itu dirinya menilai bahwa
Standar Operasional Prosedur (SPO) penanganan pasien Covid yang ada pada RSUD
Masohi sangat miris.
"Ini protokol macam apa, mereka sudah
tahu bahwa bapak dinyatakan positif Covid sesuai hasil Tes Cepat Molekuler
(TCM) tapi kok tidak ada protokol kesehatan yang diterapkan untuk keluarga
pasien yang menjaga, ruangannya pun ruang ICU biasa dan terbuka untuk siapa
saja," tandasnya.
Menurut Yafet, mestinya pasien Positif Covid
harusnya penanganannya menggunakan APD lengkap, ini yang terlihat petugas saja
tidak memakai APD lengkap lantas kenapa setelah bapak sudah meninggal baru
Protkes Covid diterapkan, “ada apa ini aneh sekali”
“Selama bapak dinyatakan Reaktif berdasarkan
test TCM, pihak RSUD tidak pernah dilakukan pelayanan sesuai prokes Covid
kepada bapak”, tegasnya
Yafet katakan, persoalan status kematian bapak
kata salah satu dokter pada saat itu kepada dirinya jika bapak meninggal dengan
status Positif Covid berdasarkan hasil tes TCM dan akan diserahkan ke Satgas
untuk melakukan protokol.
Saat itu sempat terjadi perdebatan dimana
dirinya meminta hasil tes PCR dan bukan hasil tes TCM namun dokter mengatakan
jika di RSUD Masohi tidak memiliki peralatan tes PCR dan hanya di Ambon serta
butuh waktu kurang lebih seminggu untuk mendapatkan hasil tes PCR.
“Kami pihak keluarga siap untuk ayah kami
dimakamkan secara protokoler jika benar-benar Positif tapi kalau beliau
dicovidkan maka kami dari pihak keluarga
tidak terima dan tidak akan siap, untuk itu kami meminta kepada pihak
RSUD untuk melakukan test PCR sebagai second opinion (perbandingan),” bebernya.
yafet meyakini jika bapaknya meninggal bukan
karena terkonfirmasi positif Covid melainkan meninggal pasca selesai operasi
hernia dirinya juga meyakini bahwa hasil
tes TCM tidak seakurat tes PCR.
“Jika beliau Positif Covid ,maka kita
sekampung sudah terkonfirmasi, para tenaga medis yang melayani bapak juga pasti
terkonfirmasi karena tidak tidak menggunakan APD, lalu bagaimana bisa bapak
saya terkonfirmasi Covid sementara hasil Antigen Negatif,” pungkasnya.
Tidak ada komentar