Breaking News

Kadis Kesehatan Ambon Tekankan Pentingnya Integrasi Layanan Primer dan Cek Kesehatan Gratis

Ambon, CahayaLensa.com -Kepala Dinas Kesehatan Kota Ambon, drg. Wendy Pelupessy, menegaskan pentingnya pelaksanaan Integrasi Layanan Primer (ILP) secara menyeluruh di seluruh Puskesmas yang ada di Kota Ambon. 

Dalam sambutannya di hadapan para tenaga kesehatan, ia mengingatkan bahwa transformasi layanan kesehatan primer merupakan pilar utama dalam reformasi sistem kesehatan nasional dan tidak boleh dianggap sebagai hal baru atau sekadar wacana.

Pelupessy menyampaikan bahwa meski pemerintah pusat dan daerah sedang dalam kondisi efisiensi anggaran, program ILP tetap dapat dilaksanakan dengan baik berkat dukungan dari Global Fund. Ia mengajak seluruh petugas kesehatan memanfaatkan kesempatan ini sebaik-baiknya, demi meningkatkan pelayanan kesehatan masyarakat yang lebih komprehensif dan berkelanjutan.

Menurutnya, pelayanan kesehatan primer saat ini tidak lagi hanya bersifat kuratif, melainkan harus berfokus pada upaya promotif dan preventif yang berbasis inovasi serta pemanfaatan teknologi. 

Hal ini selaras dengan rekomendasi WHO melalui pendekatan Primary Health Care atau PSP yang mencakup integrasi layanan kesehatan individu dan masyarakat, pemberdayaan masyarakat, serta kebijakan lintas sektor.

Ia menegaskan bahwa ILP telah resmi dicanangkan di Kota Ambon pada 8 November 2024, dimulai dari lima Puskesmas yakni Puskesmas Rijali, Benteng, Poka, Tawiri, dan Hutumuri. Kelima Puskesmas tersebut menjadi locus awal implementasi ILP yang turut melibatkan Pustu dan Posyandu di wilayah kerja masing-masing. 

Pelupessy menekankan pentingnya pemahaman menyeluruh tentang ILP oleh semua petugas, agar tidak ada lagi kebingungan ketika ditanya oleh masyarakat mengenai program ini.

Selain ILP, Kadinkes juga menyoroti capaian program Cek Kesehatan Gratis (CKG) yang dinilai belum merata di seluruh Puskesmas. 

Ia memberikan apresiasi kepada Puskesmas Lateri yang telah berhasil melayani lebih dari 600 warga melalui CKG, namun menyayangkan masih adanya Puskesmas yang hanya melayani di bawah 20 orang. Ia menekankan bahwa setiap pengunjung Puskesmas wajib mendapatkan skrining kesehatan, dan jika setiap petugas mampu melayani minimal lima orang per hari, maka dalam waktu singkat angka pelayanan dapat meningkat signifikan.

Ia juga menjelaskan bahwa melalui skrining yang terstruktur, data kesehatan keluarga dapat dikumpulkan dan dimanfaatkan untuk mendeteksi penyakit lebih awal. Dengan begitu, penanganan penyakit seperti hipertensi, diabetes, dan kondisi kronis lainnya dapat dilakukan lebih cepat, sehingga tingkat kesembuhan meningkat dan kualitas hidup masyarakat pun lebih baik. 

Menurutnya, pendekatan berbasis keluarga akan memudahkan Puskesmas dalam melaksanakan intervensi yang lebih tepat sasaran, termasuk pelayanan untuk lansia, dewasa, hingga anak-anak dalam satu rumah.

Pelupessy menyampaikan rasa terima kasih atas kerja keras para petugas kesehatan yang telah berkontribusi dalam menurunkan angka kematian ibu dan bayi di Kota Ambon. Ia juga mengapresiasi peningkatan cakupan imunisasi, yang menjadi salah satu indikator keberhasilan layanan dasar. 

Kota Ambon sendiri terpilih sebagai salah satu dari tiga wilayah proyek riset bersama Universitas Indonesia, bersama Provinsi Aceh dan Banten, untuk pengembangan model layanan kesehatan primer.

Menutup sambutannya, Kadinkes Ambon menyatakan harapan besar agar seluruh Puskesmas di kota ini dapat menjalankan ILP secara utuh sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 19 Tahun 2024. Ia mengingatkan bahwa peran Puskesmas sangat vital dalam memastikan layanan kesehatan yang cepat, efektif, dan sesuai dengan standar pelayanan minimal.

Pelupessy berharap dengan pelaksanaan ILP dan peningkatan capaian CKG, maka status kesehatan masyarakat Ambon akan semakin baik, angka penyakit menular dan tidak menular dapat ditekan, serta target-target nasional di sektor kesehatan dapat tercapai.

“Kesehatan masyarakat adalah tanggung jawab kita bersama. Mari kita tunjukkan bahwa Ambon mampu menjadi contoh pelaksanaan layanan kesehatan primer yang tangguh dan terintegrasi,” tutupnya.

Tidak ada komentar