Komisi IV DPRD Malteng Soroti Pembangunan Sekolah Bernilai Miliaran : Bangunan Asal Jadi, Siswa Terancam
Ketua Komisi IV DPRD Maluku Tengah, Musriadin Labahawa, bersama anggota komisi turun langsung meninjau kondisi sekolah. Mereka dibuat geleng-geleng kepala melihat hasil pekerjaan bangunan yang jauh dari harapan.
“Kami temukan ada sekolah yang pengerjaannya sangat jauh dari standar. Padahal anggaran yang digunakan ini miliaran rupiah dari Dana DAK 2024. Kami akan panggil Kepala Dinas Pendidikan, PPK, dan kontraktor pelaksana untuk dimintai pertanggungjawaban,” tegas Musriadin di sela kunjungan, Kamis (07/08/2025).
Menurutnya, dana besar seharusnya dimanfaatkan untuk meningkatkan kualitas pendidikan, bukan menghasilkan bangunan yang justru membahayakan siswa.
Beberapa temuan di lapangan antara lain:
-
SD Negeri 75 Maluku Tengah: rumah guru tidak selesai dibangun, ruang laboratorium dan perpustakaan tanpa lantai keramik.
-
SD Negeri 323 Teluk Elpaputih: bangunan tanpa plafon, instalasi listrik amburadul, lantai belum berkeramik, dan atap seng diduga tidak sesuai standar.
-
SD Kristen Negeri Tananahu dan SD Kristen Rumday TNS: pengerjaan fisik dinilai tidak memenuhi spesifikasi teknis.
“Kalau hujan, siswa bisa saja kehujanan di dalam kelas. Ini sangat memprihatinkan. Masa depan anak-anak kita jangan dikorbankan hanya karena kelalaian atau keserakahan,” tambah Musriadin dengan nada geram.
Komisi IV menegaskan akan meminta pertanggungjawaban semua pihak yang terlibat dalam pembangunan maupun rehabilitasi gedung sekolah. “Ini bukan hanya soal administrasi proyek, tapi soal masa depan pendidikan di Maluku Tengah. Kalau hal seperti ini dibiarkan, generasi kita yang akan menanggung akibatnya,” tegasnya.
Sebelumnya, temuan serupa di sejumlah sekolah, di mana pembangunan tidak sesuai peruntukan, termasuk renovasi yang dikerjakan asal-asalan. Padahal pemerintah telah menggelontorkan anggaran fantastis, mulai dari ratusan juta hingga miliaran rupiah, namun hasilnya jauh dari harapan.
Masyarakat kini menunggu tindak lanjut serius dari DPRD Maluku Tengah agar proyek pembangunan sekolah tidak lagi menjadi ajang bagi kontraktor nakal mencari keuntungan cepat, sementara kualitas pendidikan justru dikorbankan.
Tidak ada komentar