MPW Pemuda ICMI Maluku Gelar Dialog Publik MILAD Ke-32 Bahas Pemindahan Balai Kota Ambon
Ambon, CahayaLensa.com - Majelis Pimpinan Wilayah (MPW) Pemuda Ikatan Cendekiawan Muslim se-Indonesia (ICMI) Provinsi Maluku sukses menggelar Dialog Publik dalam rangka memperingati Milad ke-32. Acara ini terselenggara berkolaborasi dengan Pemerintah Kota (Pemkot) Ambon dan Universitas Pattimura (Unpatti) Ambon.
Dialog Publik yang digelar di Aula Lantai 2 Gedung Universitas Pattimura pada Jumat, 24 Oktober 2025, mengusung tema krusial: "Pemindahan Balai Kota Ambon, Antara Kebutuhan, Efisiensi dan Masa Depan Pelayanan Publik."
Sambutan Wali Kota Ambon yang dibacakan oleh Sekretaris Kota (Sekkot) Ambon, Robby Sapulette, menegaskan pentingnya kegiatan ini sebagai ruang diskusi yang konstruktif.
"Kegiatan dialog publik yang dilaksanakan hari ini merupakan ruang diskusi yang konstruktif untuk bertukar pikiran dan merumuskan solusi bersama atas berbagai isu pembangunan kota yang kita hadapi saat ini," jelas Sapulette.
Ia secara khusus menyoroti rencana pemindahan Kantor Balai Kota Ambon, yang menurutnya menyangkut dimensi tata kelola pemerintahan, efektivitas pelayanan publik, serta arahan pembangunan kota Ambon yang berkelanjutan.
Menurut Sapulette, rencana pemindahan ini bukan sekadar relokasi fisik, melainkan sebuah keputusan strategis yang harus melalui kajian matang dan komprehensif dari berbagai aspek kelayakan, mulai dari kebutuhan ruang kerja, penilaian teknis, desain, hingga rancangan anggaran.
"Sebagaimana dalam beberapa kesempatan saya sampaikan terkait perpindahan Kantor Balai Kota Ambon ke gedung terminal transit Passo, ini merupakan ide atau rencana perpindahan Kantor Balai Kota karena kondisi kantor saat ini sudah tidak representatif dan kapasitasnya terbatas, karena beberapa bagian bangunan sekarang mengalami kerusakan dan terminal transit Passo merupakan aset kota yang harus dimanfaatkan agar tidak terbengkalai," ungkapnya.
Lebih lanjut, Sapulette menilai pemindahan ini merupakan langkah strategis yang harus mempertimbangkan keseimbangan antara kebutuhan untuk mengatasi permasalahan, efisiensi dalam penyelenggaraan pemerintahan, dan optimalisasi pelayanan publik, meskipun di tengah tantangan keterbatasan fiskal daerah.
Ia menyadari bahwa setiap perubahan pasti akan menimbulkan beragam pandangan pro dan kontra. Oleh karena itu, Dialog Publik ini diselenggarakan sebagai komitmen bersama Pemkot Ambon untuk menghadirkan proses pembangunan yang transparan, partisipatif, dan akuntabel.
Sapulette meyakini bahwa kebijakan yang baik lahir dari kolaborasi, kajian akademik, serta masukan yang membangun dari seluruh elemen masyarakat.
Ia berharap rencana pemindahan Balai Kota ini ke depan akan memberikan dampak positif, seperti meningkatnya kualitas pelayanan publik dan infrastruktur, serta pemberdayaan ekonomi lokal.
"Dialog ini menjadi penting sebagai bentuk partisipasi publik dan komitmen kita bersama, untuk menghadirkan kebijakan yang responsif, terhadap permasalahan dan kebutuhan warga Kota Ambon," tandasnya.
Ia menutup dengan pesan bahwa perbedaan pandangan harus menjadi kekuatan, bukan pertentangan, guna melahirkan solusi terbaik bagi pembangunan masa depan Kota Ambon.



Tidak ada komentar