Breaking News

Petualangan Gosepa dari Hulu Sungai Tala

Nus Latekay dan Gosepa/Rakit di Batang Air Tala
BATANG AIR TALA adalah salah satu dari Tiga Batang Air yang memiliki nilai sejarah yang tidak terlepas dari sejarah Nunu Saku Siwalima.

Karena itu bila mengupas sejarah Nunu Saku Siwalima maka nama Tiga Batang Air Tala Eti Sapalewa merupakan icon dunia terutama  generasi Maluku dan lebih khusus generasi Nusa Ina.

Secara bergantian banyak peneliti membidik penelilitian ilmiahnya tentang Nunu Saku dan Tiga Batang Air untuk melengkapi  hipotesa tentang sejarah kejadian dunia.

Kondisi Gosepa/Rakit di Batang Air Tala
Mereka mempelajarai bahasa Wemale dan Alune serta meneliti spesies-spesies  binatang dan tumbuh-tumbuhan langka di daerah itu.

Batang Air Tala adalah sebuah sungai besar dengan debit air yang tak kunjung surut atau mengecil, meski menghadapi musim kemarau panjang.

Kesuburan tanah Pulau Seram khususnya Seram Bagian Barat, tidak terlepas dari rembesan ketiga sungai besar Tala Eti Sapalwa. Masyarakat yang bermukim di sisi sungai Tala tidak hanya menikmati kesuburan tanah yang basah, tetapi juga menjadikan sungai ini sebagai sarana transportasi. 

Masyarakat  Negeri Ahiolo, Kecamatan Elpaputih, Kabupaten Seram Bagian Barat  (SBB) yang terletak kurang lebih  20 km dari hilir sungai Tala selalu menjadikan sungai ini  sebagai sarana transportasi  tradisional menggunakan Gosepa atau rakit untuk memasarkan hasil-hasil perkebunan mereka.

Kopra, cengkeh, Pala Sagu, Gaharu, Kayu-kayuan, Rotan, Damar yang hendak dipasarkan ke Ambon atau Piru kota kabupaten, harus menggunakan Gosepa/Rakit karena selain biaya yang ringan, sangat kecil resiko kecelakaan yang dihadapi.

Sampai saat ini belum ada perhatian pemerintah untuk membuka sarana jalan menuju neger-negeri adat di seputaran hulu sungai Tala. Mereka hidup terisoler dari keramaian kota, meski  kekayaan alam disekitarnya cukup menjanjikan bagi anak cucu Maluku.

Hawa sejuk dari sungai Tala dan kekayaan alam sekitarnya ikut membentuk karakter masyarakat adat di sana. Sikap ramah, tenang, polos, tidak banyak omong kosong, tidak serakah, tetapi saling menghormati adalah ciri khas hidup masyarakat disitu.

Menggunakan Gosepa/Rakit dari Ahiolo menuju jalan trans Seram Kairatu-Masohi menempuh waktu kurang lebih 1 jam. Meski resikonya sangat kecil namun, menyusuri sungai Tala dengan Gosepa bisa menciutkan nyali bagi orang yang belum terbiasa.

Bagimana tidak, kecepatan Gosepa di bibir-bibir tebing dan melewati batu-batu cadas adalah sebuah ujian bagi pengemudi Gosepa. Tongkat gala Gospa dan kelincahan pengemudi adalah kunci keselamatan penumpang.

Di sepanjang perjalanan menuju hilir sungai Tala, kita pun bebas menikmati keindahan alam dengan hutan yang masih perawan. Tuhan memang sangat baik. Di sepanjang tepi sungai Tala ditumbuhi rumpun-rumpun bambu yang lebat, dan memang  bahan baku  Gosepa adalah bambu.

Menatap ke kiri dan ke kanan sisi sungai Tala, mata kita terasa sejuk karena gunung-gunung yang berlapis dengan hutan lebat nan hijau seakan menginspirasikan kita tentang kesepakatan dunia di Rio de Jenairo,  tentang menjaga kelestarian hutan tropis dunia.

Pengertian Saka Mese Nusa bagi Kabupaten Seram Bagian Barat yang artinya Jaga Pulau Kuat-Kuat tidak sekedar bahasa hiasan, tetapi menjadi sebuah konsistensi bagi para pengambil kebijakan di Kabupaten Seram Bagian Barat  dan juga Pemerintah Provinsi Maluku untuk tetap menjaga kelestarian hutan di daerah itu.(Nus.L)  

Tidak ada komentar