Puluhan Sopir Angkot Datangi DPRD Kota Ambon
AMBON Cahayalensa.com : - Akibat kenaikan Bahan Bakar Minyak (BBM) puluhan sopir angkot datangi DPRD Kota Ambon di Belakang Soya Rabu (19/11/2014) dan mereka bertemu langsung dengan Komisi III DPRD KoTA Ambon di ruang rapat paripurna.
Kordinator lapangan Maksy Latekai sebagai perwakilan sopir angkot trayek Karang Panjang, Ahuru dan Kopertis mengatakan, untuk tarif angkot harus sesuai dengan tempat trayek mereka karena sangat berpengaruh dengan uang stor mereka.
"Kami hanya minta Pemkot dalam menaikan tarif angkot harus sesuai dengan tempat tujuan kami sebab trayek kami itu di tanjakan sehingga butuh bensin yang banyak dan juga masalah uang setor ke majika kami, sehingga tarif angkot itu minimal naik di atas 10% dan juga tarif harus di bulatkan.
Kami menilai Organda Kota Ambon tidak berfungsi dan tidak jalankan tugas dengan baik karena mereka sudah tahu akan ada kenaikan BBM seharusnya mereka sudah melakukan sosialisasi kepada kami.
Karena Organda Kota Ambon tidak pro aktif maka kami berinisiatif untuk datang ke DPRD Kota Ambon karena menurut kami DPRD bisa memperjuangkan aspirasi kami,"ujarnya.
Sementara itu Ketua Komisi III DPRD Kota Ambon Rofik Afifudin mengatakan, Komisi sebelumnya sudah mendesak Pemkot untuk secepatnya melakukan kenaikan tarif BBM untuk itu harus bersabar hingga ada putusan dari Walikota untuk kenaikan tarif angkot.
Dikatakan, ketika Afifudin mendengar keputusan kenaikan BBM oleh pempus langsung melakukan pertemuan dengan Dishub Kota Ambon untuk secepatnya menaikan tarif angkot.
Kenaikan BBM ini juga akan bepengaruh dengan kepentingan masyarakat sehingga Komisi telah meminta kepada Dishub ketika dilakukan kenaikan tarif angkot harus melihat kepentingan masyarakat dan juga supir angkot.
"Bukan saja kepentingan masyarakat tapi juga kami meminta kepada Dishub untuk melihat kebutuhan supir angkot sebab ketika BBM naik maka uang setor mereka juga akan naik itu yang akan mempersulit mereka,"ungkap Afifudin.
terkait itu, Komisi akan meminta kepada Dishub dan Organda Kota Ambon untuk melakukan koordinasi dengan pemilik mobil terkait dengan uang setor supir angkot yang mana harus sesuai dengan tarif angkot.
Setelah mendengan Walikota Ambon mengumumkan tarif angkot puluhan supir angkot tujuan Galunggung, Kebun Cengkeh, Airkuning, STAIN, Dati Lenyap dan Air Besar juga ikut mendatangi Kantor DPRD Kota Ambon.
Untuk tarif angkot Kebun Cengkeh, Galunggung, Airkuning sebelumnya Rp. 2.5000 menjadi Rp. 3000 sementara untuk pelajar dari Rp.1,500 naik jadi Rp.2000 sedangkan untuk IAIN dari Rp.3,100 naik jadi Rp 3,5000.
Kedatangan mereka diterima baik oleh Ketua Komisi III Rofik Afifudin, kedatangan mereka dengan tujuan yang sama dengan mereka yang datang sebelumnya.
Koordinator sopir angkot Hasanudin Labu katakan, untuk tarif angkot harus dibulatkan mulai dari Rp 3.100 menjadi Rp 3.500 sehingga mereka tidak puas dengan keputusan itu.
"Kita tidak puas dengan tarif yang diberikan untuk trayek stain 3,100 menjadi 3,500 itu rugi buat kita masa hanya naik 15% setidaknya pikir nasib kami supir angkot,"ungkap Labu.
Mendengar hal itu Ketua Komisi III memutuskan hari ini, Kamis (20/11) dengan Dishub, Organda dan juga para perwakilan supir angkot untuk membicarakan nasib mereka.
"Besok (hari ini-red) kami akan melakukan pemanggilan kepada Dishub, Organda untuk membicarkan masalah ini sebab nasib mereka harus diperjuangkan sehingga saya berharap mereka supir angkot bisa buat satu organisasi sehingga hak mereka bisa jelas,"tegas Afifudin.
Hidup mereka ini terkatung-katung sehingga kami akan membicarakannya dengan Disnaker Kota Ambon agar mereka diberikan identitas yang jelas.(TM06)
Kordinator lapangan Maksy Latekai sebagai perwakilan sopir angkot trayek Karang Panjang, Ahuru dan Kopertis mengatakan, untuk tarif angkot harus sesuai dengan tempat trayek mereka karena sangat berpengaruh dengan uang stor mereka.
"Kami hanya minta Pemkot dalam menaikan tarif angkot harus sesuai dengan tempat tujuan kami sebab trayek kami itu di tanjakan sehingga butuh bensin yang banyak dan juga masalah uang setor ke majika kami, sehingga tarif angkot itu minimal naik di atas 10% dan juga tarif harus di bulatkan.
Kami menilai Organda Kota Ambon tidak berfungsi dan tidak jalankan tugas dengan baik karena mereka sudah tahu akan ada kenaikan BBM seharusnya mereka sudah melakukan sosialisasi kepada kami.
Karena Organda Kota Ambon tidak pro aktif maka kami berinisiatif untuk datang ke DPRD Kota Ambon karena menurut kami DPRD bisa memperjuangkan aspirasi kami,"ujarnya.
Sementara itu Ketua Komisi III DPRD Kota Ambon Rofik Afifudin mengatakan, Komisi sebelumnya sudah mendesak Pemkot untuk secepatnya melakukan kenaikan tarif BBM untuk itu harus bersabar hingga ada putusan dari Walikota untuk kenaikan tarif angkot.
Dikatakan, ketika Afifudin mendengar keputusan kenaikan BBM oleh pempus langsung melakukan pertemuan dengan Dishub Kota Ambon untuk secepatnya menaikan tarif angkot.
Kenaikan BBM ini juga akan bepengaruh dengan kepentingan masyarakat sehingga Komisi telah meminta kepada Dishub ketika dilakukan kenaikan tarif angkot harus melihat kepentingan masyarakat dan juga supir angkot.
"Bukan saja kepentingan masyarakat tapi juga kami meminta kepada Dishub untuk melihat kebutuhan supir angkot sebab ketika BBM naik maka uang setor mereka juga akan naik itu yang akan mempersulit mereka,"ungkap Afifudin.
terkait itu, Komisi akan meminta kepada Dishub dan Organda Kota Ambon untuk melakukan koordinasi dengan pemilik mobil terkait dengan uang setor supir angkot yang mana harus sesuai dengan tarif angkot.
Setelah mendengan Walikota Ambon mengumumkan tarif angkot puluhan supir angkot tujuan Galunggung, Kebun Cengkeh, Airkuning, STAIN, Dati Lenyap dan Air Besar juga ikut mendatangi Kantor DPRD Kota Ambon.
Untuk tarif angkot Kebun Cengkeh, Galunggung, Airkuning sebelumnya Rp. 2.5000 menjadi Rp. 3000 sementara untuk pelajar dari Rp.1,500 naik jadi Rp.2000 sedangkan untuk IAIN dari Rp.3,100 naik jadi Rp 3,5000.
Kedatangan mereka diterima baik oleh Ketua Komisi III Rofik Afifudin, kedatangan mereka dengan tujuan yang sama dengan mereka yang datang sebelumnya.
Koordinator sopir angkot Hasanudin Labu katakan, untuk tarif angkot harus dibulatkan mulai dari Rp 3.100 menjadi Rp 3.500 sehingga mereka tidak puas dengan keputusan itu.
"Kita tidak puas dengan tarif yang diberikan untuk trayek stain 3,100 menjadi 3,500 itu rugi buat kita masa hanya naik 15% setidaknya pikir nasib kami supir angkot,"ungkap Labu.
Mendengar hal itu Ketua Komisi III memutuskan hari ini, Kamis (20/11) dengan Dishub, Organda dan juga para perwakilan supir angkot untuk membicarakan nasib mereka.
"Besok (hari ini-red) kami akan melakukan pemanggilan kepada Dishub, Organda untuk membicarkan masalah ini sebab nasib mereka harus diperjuangkan sehingga saya berharap mereka supir angkot bisa buat satu organisasi sehingga hak mereka bisa jelas,"tegas Afifudin.
Hidup mereka ini terkatung-katung sehingga kami akan membicarakannya dengan Disnaker Kota Ambon agar mereka diberikan identitas yang jelas.(TM06)
Tidak ada komentar