Breaking News

Terjadi Kekurangan Medali Pada Cabor Catur, Panitia Tidak Provesional

AMBON Cahayalensa.com : - Atlit Pekan Olahraga Provinsi Maluku (POPMAL) III untuk Cabang Olahraga (Cabor) Catur sangat bingung dengan tidak adanya medali Perunggu, sehingga menjadi tanda tanya apakah Panitia Cabor Catur memang kekurangan Medali.

Demikian penegasan salah satu Atlit Catur asal Kabupaten Maluku Tengah Jan Mejer kepada wartawan di Ambon Kamis (27/11).

Menurutnya pada POPMAL II lalu, untuk juara keempat panitia menyediakan medali bagi harapan tetapi pada tahun ini medali yang disediakan hanya medali Emas, tidak ada medali perunggu.

Lebih anehnya lagi menurut Mejer, dalam setiap pertandingan hanya satu pemenang yang bisa mengantongi medali emas, tetapi kenyataan di Cabor Catur bisa empat orang mendapatkan medali emas dalam regu yang berbeda.

Dirinya mempertanyakan, apakah ini aturan yang sudah baku dalam peraturan catur ataukah hanya dibuat-buat oleh orang-orang tertentu, selama ini tidak masuk didalam logika pemberian empat hadiah di dalam satu cabang olahraga yang dilombakan, apalagi didalam kelas yang sama, sementara dirinya yang berhak menerima medali tidak diberikan oleh Panitia POPMAL III.

Keempat orang yang mendapatkan medali emas dalam regu yang berbeda adalah R Muhamad Onyong Ginanjar dari Kota Ambon dengan Poin 6,5; Bili Lokollo dari MTB dengan Poin 6,5; Andre Pattirane dari Bursel dengan poin 6,5; Ahmad Kabau master nasional dari Buru dengan poin yang sama.

Ia menambahkan kalau pada saat pemberian medali untuk Cabor catur, tidak satupun pejabat KONI atau Percasi Maluku yang hadir dalam moment tersebut, yang menerima medali adalah atlit dan yang menyerahkan adalah juga atlit.

Pertandingan Catur pada POPMAL III dianggap Illegal dan tidak sesuai dengan aturan, serta panitia tidak memahami peraturan dalam cabang percaturan, karena dalam POPMAL III ini untuk Cabor Catur ada terjadi atlit lintas Provinsi dimana tidak ada aturan penetuan pemain, dimana kontingen Kabupaten Pulau Buru bisa menurunkan master nasional dari Provinsi Sulawesi Utara (Manado).

Seharusnya moment ini adalah Pekan Olahraga Provinsi Maluku, dimana atlit-atlit yang harus diturunkan adalah dari Provinsi Maluku, tetapi yang didapatkan adalah atlit-atlit dari provinsi lain untuk mewakili Kabupaten laiinya dan ini adalah pelanggaran, karena melanngar lintas provinsi.

Dirinya mengharapkan agar kedepan tidak lagi terjadi hal-hal seperti itu, karena ini sudah terjadi pembunuhan karakter bagi atlit-atlit Maluku yang sedang berkembang pada Olahraga catur, sementara sangat diharapkan anak-anak daerah Maluku bisa bersaing nantinya pada tingkat Nasional sampai tingkat Internasional.(TM05)

Tidak ada komentar