Breaking News

Raih Angka Sempurna, Kaltim Kukuhkan Diri Sebagai Juara Umum Pesparani 2018

Ambon, Cahayalensa.com –Setelah bersaing ketat dengan peserta dari berbagai daerah dalam 12 kategori mata lomba yang dilombakan pada Pesta Paduan Suara Gerejani tahun 2018, kontingen Kalimantan Timur berhasil meraih angka sempurna 299 point dan mengukuhkan diri sebagai Juara Umum perhelatan akbar umat Katolik di Kota Ambon.


Perolehan point yang didapat merupakan gabungan dari point champion, medali emas dan partispasi mata lomba.
Kaltim memperoleh nilai tertinggi di empat kategori lomba diantaranya Cerdas Cermat Remaja dengan nilai 2.500, Bertutur Kitab Suci nilai 2.585, Mazmur Anak nilai 83,95 dan Paduan Suara Anak nilai 85,92.

Sementara tuan rumah, Provinsi Maluku hanya memperoleh nilai tertinggi di paduan suara dewasa pria dengan jumlah point 92,82.

Adapun perolehan champion pertama, Cerdas Cermat Anak diraih DKI Jakarta dengan perolehan nilai 2.400, Cerdas Cermat Remaja Kaltim dengan nilai 2.500, Bertutur Kitab Suci Kalbar 258,5, Mazmur Anak Kaltim 83,95, Mazmur Remaja DKI Jakarta nilai 82,83, Mazmur Dewasa NTT nilai 82,33, Paduan Suara Anak diraih Kaltim dengan nilai 85,92, Paduan Suara Dewasa Pria diraih Maluku dengan nilai 92,83, Paduan Suara Dewasa Wanita diraih DKI Jakarta dengan nilai 91,29, Paduan Suara Gregorian Anak dan Remaja diraih Kalbar dengan nilai 86,17, Paduan Suara Gregorian Dewasa diraih Kalbar dengan nilai 83,33 dan Paduan Suara Dewasa Campuran diraih Jawa Barat dengan nilai 87,25.

Selain pengumuman juara mata lomba, juga diumumkan juara penghargaan lainnya antara lain, kostum terbaik dan kekompakan kontingen diraih Kalimantan Utara. Pentas Seni Expo diraih Sumatera Utara, Terkompak Jawa Timur, Ternusantara diraih Jogjakarta dan terkreatif diraih Kalimantan Utara.

Penyerahan Piala Bergilir Pesparani dari Presiden RI diserahkan langsung oleh Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PP dan PA), Yohana Yembise mewakili Presiden Joko Widodo pada malam penutupan Pesparani Nasional I di Lapangan Merdeka, Ambon, Kamis 1 November 2018.

Sementara piala tetap  diserahkan oleh Gubernur Maluku, Said Assagaff. Selain piala, peserta juga diberi uang pembinaan. Juara umum mendapatkan biaya pembinaan Rp. 50 Juta, posisi kedua Rp. 45 juta, posisi ketiga Rp. 40 juta, posisi keempat Rp. 35 juta, posisi kelima Rp. 30 juta dan lainnya masing-masing 15 juta. Sedangkan sertifikat akan diberikan untuk semua peserta lomba sebagai bentuk apresiasi.

Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Yohana Yembise mengutip Presiden Joowi mengatakan, melalui Pesparani semua semua kalangan harus tetap mempertahankan nilai-nilai kebangsaan yang tertuang dalam Kebhinekaan terutama bagi generasi penerus untuk bangun bangsa Indonesia kedepan.

"Kebhinekaan adalah kekayaan besar yang dimiliki oleh bangsa ini dan harus dapat dipertahankan. Perlu menjaga kebhinekaaan ini dengan persatuan kerukunan dan persaudaraan sehingga membawa Indonesia menjadi negara besar dan dihormati di dunia. Kami mengapresiasi Gubernur yang menunjukan satu model dengan latar belakang agama yang berbeda dalam event ini,"ucapnya.

Sementara itu, Gubernur Maluku, Said Assagaff mengatakan Pesparani membuktikan bahwa Maluku benar-benar menjadi laboratorium kerukunan hidup orang basudara bagi indonesia bahkan dunia.

"Artinya moment ini telah menjadi milik semua umat beragama, dan peserta 34 provinsi mendapat kesan manis tentang sikap toleransi umat beragama. Keterlibatan semua basudara lintas suku, agama dan ras merupakan bukti bahwa kehidupan beragama di Maluku sangat indah. Ia seperti lantunan musik dan harmonis yang sementara dipentaskan. Terus bernyanyi dan bermusik, dari tanah ini ibarat memanggil suadara-saudara  untuk kembali mengunjungi Maluku pada masa mendatang,"pungkasnya.

Dirinya berharap, apapun bentuk dari lomba Pesparani, biarlah kemenangan berpihak pada kerukunan juga persudaraan demi kehidupan sejati.

Ketua Umum  Panitia Pesparani, Zeth Sahuburua mengatakan pelaksanaan Pesparani yang sudah berjalan selama enam hari ini telah tuntas terlaksana sesuai apa yang diharapkan.

Menururnya, dari Maluku Pesparani mendapat posisi yang setara dengan MTQ milik umat Islam, Pesparawi milik umat Kristen Protestan, begitu  juga umat Hindu dan Budha.  dimana Pesparani dimaknai sebagai produk keagamaan yang berimplikasi humanis, toleransi yang mampu menembus tembok modernisasi.

"Ini akan menjadi catatan sejarah untuk anak cucu kita di waktu yang akan datang,"tutupnya. (CL)

Tidak ada komentar