Breaking News

Asosiasi Angkutan Kota Ambon Audience Dengan Komisi III DPRD Maluku

Ambon, CahayaLensa.com -Transportasi online saat ini lagi menjadi tren yang digandrungi oleh masyarakat Kota Ambon. Hal ini berdampak bagi para pengemudi konvensional kendaraan roda empat dan dua tersaingi dengan tarif murah dan terjangkau yang diterapkan para pengelola transportasi online.

Ini setelah para pengemudi angkutan umum (angkot) konvensional yang tergabung dalam asosiasi angkutan kota Ambon, mengeluhkan pendapatan mereka menurun setelah menjamurnya angkutan online berbasis aplikasi, di kota Ambon.

Keluhan tersebut disampaikan secara resmi kepada Komisi III DPRD Provonsi Maluku dalam audience yang digelar, Rabu (18/1/2023).”Pihak asosiasi angkutan kota meminta pemerintah daerah bersama pihak terkait menentukan satu harga bagi pengguna moda transportasi konvensional maupun online,” Kata Wakil Ketua Komisi III DPRD Maluku Saudah Tetthol kepada awak media.

Menurut Tethol, keluhan mereka  Maxim dan Gojek mematok harga di bawah standar alias terlampau murah, imbasnya angkutan konvensional menjadi sepi peminat.

Politisi Partai  Gerindra ini menyebut, mereka menghawatirkan jangan sampai ini merupakan strategi marketing, promosi harga rendah yang mendulang banyak pelanggan kemudian ada lonjakan harga yang signifikan.

“Oleh sebab itu, harus diantisipasi dengan mendudukkan semua pihak yang berkompeten kemudian mengestimasi harga teratas dan terbawah angkutan umum baik online maupun konvensional untuk menyepakati satu harga,” Terangnya.

Selain itu, Tetthol menambahkan dalam waktu dekat kita akan mengagendakan rapat bersama Dinas Perhubungan kota dan provinsi, untuk menyetarakan satu harga sehingga jangan sampai keberadaan Ojol mematikan usaha konvensional.(**)

Tidak ada komentar