Pemda Maluku dan NTT Bahas PI 10 Persen
Ambon, Cahayalensa.com : Pemda NTT bersama pemda Maluku mengadakan pertemuan guna membahas PI 10 persen Blok Masela. Pertemuan tersebut dihadiri langsung oleh Gubernur NTT Frans Lebu Raya.
Kedatangan Gubernur NTT tersebut disambut baik oleh Gubernur Maluku Ir. Said Assagaff dan Ketua DPRD Maluku Edwin Huwae bersama anggota DPRD Maluku, yang kemudian melakukan rapat bersama di lantai II kantor Gubernur Maluku, Rabu (29/10).
Usai melakukan pertemuan Gubernur Maluku Ir. Said Assagaf mengatakan hasil pertemuan yang dilaksanakan tidak akan mengurangi PI 10 Persen.
“Hal tersebut menjadi hak kita, dan sudah dijanjikan oleh Presiden,” ujar Gubernur Maluku.
Menurutnya, jika dilihat dari geografis wilayah Blok Masela sangat jauh dari Provinsi NTT, dan paling dekat dengan kita, dan hal tersebut menjadi milik kita.
Menindaklanjuti hal ini, kata Assagaff pihaknya juga akan melakukan pertemuan bersama dengan DPRD Maluku, guna membahas PI 10 persen dimaksud.
“Yang pastinya PI 10 persen menjadi harga mati untuk kita,” pungkasnya.
Hal yang sama juga dikatakan ketua DPRD Maluku Edwin Huwae, dimana PI 10 persen menjadi harga mati, dan hal sudah ini dijanjikan Presiden.
PI 10 persen, seperti apa yang dikatakan Gubernur NTT soal dampak, soal lingkungan kawasan, pembangunan kawasan yang bisa diterima secara rasional, namun PI 10 persen ini sudah dijanjikan oleh Presiden untuk menjadi milik provinsi Maluku.
Menurutnya, tidak cukup alasan untuk memberi ruang berbagi dengan NTT. Kalau ada alasan mungkin saja bisa dipertimbangkan.
“Dari pertemuan ini, kita harus bicarakan secara mendalam, arif untuk nantinya kami akan sampaikan baik itu untuk DPRD sendiri maupun Pemda Maluku,”ucapnya.
Kedatangan Gubernur NTT tersebut disambut baik oleh Gubernur Maluku Ir. Said Assagaff dan Ketua DPRD Maluku Edwin Huwae bersama anggota DPRD Maluku, yang kemudian melakukan rapat bersama di lantai II kantor Gubernur Maluku, Rabu (29/10).
Usai melakukan pertemuan Gubernur Maluku Ir. Said Assagaf mengatakan hasil pertemuan yang dilaksanakan tidak akan mengurangi PI 10 Persen.
“Hal tersebut menjadi hak kita, dan sudah dijanjikan oleh Presiden,” ujar Gubernur Maluku.
Menurutnya, jika dilihat dari geografis wilayah Blok Masela sangat jauh dari Provinsi NTT, dan paling dekat dengan kita, dan hal tersebut menjadi milik kita.
Menindaklanjuti hal ini, kata Assagaff pihaknya juga akan melakukan pertemuan bersama dengan DPRD Maluku, guna membahas PI 10 persen dimaksud.
“Yang pastinya PI 10 persen menjadi harga mati untuk kita,” pungkasnya.
Hal yang sama juga dikatakan ketua DPRD Maluku Edwin Huwae, dimana PI 10 persen menjadi harga mati, dan hal sudah ini dijanjikan Presiden.
PI 10 persen, seperti apa yang dikatakan Gubernur NTT soal dampak, soal lingkungan kawasan, pembangunan kawasan yang bisa diterima secara rasional, namun PI 10 persen ini sudah dijanjikan oleh Presiden untuk menjadi milik provinsi Maluku.
Menurutnya, tidak cukup alasan untuk memberi ruang berbagi dengan NTT. Kalau ada alasan mungkin saja bisa dipertimbangkan.
“Dari pertemuan ini, kita harus bicarakan secara mendalam, arif untuk nantinya kami akan sampaikan baik itu untuk DPRD sendiri maupun Pemda Maluku,”ucapnya.
Tidak ada komentar